Sabtu, 17 Maret 2012

KONVENSI NASKAH

Konvensi naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah yang berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati. Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim mencangkup aturan pengetikan, pengorganisasian materi utama, pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya. Dalam menyusun sebuah karangan perlu adanya pengorganisasian karangan. Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan formal kebahasaan yang baik, benar, cermat, logis: penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian yang ditulis secara memadai; dan format pengetikan yang sistematis. Persyaratan formal (bentuk lahiriah) yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu: Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup. Unsur-unsur dalam Penulisan Sebuah Karangan: A. Bagian Pelengkap Pendahuluan a. Judul Pendahuluan (Judul Sampul) b. Halaman Judul c. Halaman Persembahan (kalau ada) d. Halaman Pengesahan (kalau ada) e. Kata Pengantar f. Daftar Isi g. Daftar Gambar (kalau ada) h. Daftar Tabel (kalau ada) B. Bagian Isi Karangan a. Pendahuluan b. Tubuh Karangan c. Kesimpulan C. Bagian Pelengkap Penutup a. Daftar Pustaka (Bibliografi) b. Lampiran (Apendix) c. Indek d. Riwayat Hidup Penulis

Kamis, 08 Maret 2012

KALIMAT EFEKTIF

KALIMAT EFEKTIF Kalimat Efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur atau penulis secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca secara tepat. Kalimat efektif terkait dengan kelogisan kalimat, kehematan pengunaan kata, kebakuan kata, dan ketepatan struktur kalimat. Ciri-ciri kalimat efektif : 1. Kesepadanan Suatu kalimat efektif harus memenuhi gramatikal yaitu unsur subjek (s), predikat (p), objek (o), dan keterangan (k). Dan di dalam kalimat efektif harus memakai keseimbangan pemakaian ragam bahasa. Contoh : 1. Para Bapak-bapak dan ibu-ibu yang kami hormati ( salah ) Harusnya : Para Bapak dan Ibu yang kami hormati ( benar ) 2. Hadirin, pada makalah ini membahas tentang...... ( salah ) Harusnya : Hadirin, pada makalah ini di bahas tentang.... ( benar ) 2. Kehematan Kehematan adalah hemat mempergunakan frasa, kata atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan bukan berarti menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kaliamat. Contoh : 1. Karena susi tidak diundang ke acara tempat itu, susi tidak datang ke tempat itu (salah) Seharusnya : Karena tidak diundang, susi tidak datang ke tempat itu (benar) 2. Hadirin serentak berdiri ketika mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya (salah) Seharusnya : Hadirin serentak berdiri ketika menyanyikan lagu Indonesia raya (benar) 3. Kesejajaran Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula. Contoh : 1. Ayah Menolong Kakek itu dengan dibawanya ke rumah sakit terdekat. Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-. Kalimat itu harus diubah menjadi : 1. Ayah menolong kakek itu dengan membawanya ke rumah sakit. 2.kakek itu di tolong ayah dengan dibawanya ke rumah sakit. 4. Penekanan Penekanan atau penonjolan ide kalimat dapat berupa penekanan subjek, predikat, atau keteranganan Contoh : 1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain 2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. 3. Kemarin, Gubernur Fauzi Bowo mengadakan kunjungan kerja ke Bangkok. 4. Gubernur Fauzi Bowo kemarin mengadakan kunjungan kerja ke Bangkok. 5. Kelogisan Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal. Contoh : 1. Waktu dan tempat kami persilahkan. Harusnya : Bapak Budi, kami persilahkan 2. Taufik hidayat menduduki juara pertama pertandingan bulu tangkis. Harusnya : Taufik Hidayat juara pertama pertandingan bulu tangkis. 6. Kepaduan kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu: a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris. b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat kalimat yang berpredikat pasif persona. c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita. Contoh: 1. Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif) Harusnya : Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif) 2. Makalah ini membahas tentang Organ Tubuh Manusia. (tidak efektif) Harusnya : Makalah ini membahas Organ tubuh manusia. (efektif) 7. Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda). Contoh : 1. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif). Harusnya : Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif). Sumber : Diambil dari berbagai sumber.